Tata Cara Rujuk
Oleh : Ust.
M. Shiddiq Al Jawi
Tanya :
Ustadz, bagaimana cara suami rujuk kepada istri? Haruskah akad nikah ulang atau cukup suami bilang, 'Saya mau rujuk lagi denganmu'?
Ustadz, bagaimana cara suami rujuk kepada istri? Haruskah akad nikah ulang atau cukup suami bilang, 'Saya mau rujuk lagi denganmu'?
Jawab :
Rujuk menurut istilah syar'i adalah kembali pada pernikahan setelah terjadi talak tak ba`in dengan tata cara tertentu. (Taqiyuddin Al-Husaini, Kifayatul Akhyar, 2/108). Talak tak ba`in (thalaq ghair ba`in), atau talak raj'i, adalah talak yang masih dibolehkan rujuk, yaitu jatuhnya talak satu atau talak dua dan masih dalam masa iddah. Jika suami rujuk kepada istrinya dalam masa iddah, tak perlu akad ulang dan mahar baru. (Taqiyuddin An-Nabhani, An-Nizham Al-Ijtima'i fi Al-Islam, hal. 154).
Rujuk menurut istilah syar'i adalah kembali pada pernikahan setelah terjadi talak tak ba`in dengan tata cara tertentu. (Taqiyuddin Al-Husaini, Kifayatul Akhyar, 2/108). Talak tak ba`in (thalaq ghair ba`in), atau talak raj'i, adalah talak yang masih dibolehkan rujuk, yaitu jatuhnya talak satu atau talak dua dan masih dalam masa iddah. Jika suami rujuk kepada istrinya dalam masa iddah, tak perlu akad ulang dan mahar baru. (Taqiyuddin An-Nabhani, An-Nizham Al-Ijtima'i fi Al-Islam, hal. 154).
Adapun
jika masa iddah sudah habis dan tidak melakukan
rujuk, talaknya menjadi talak ba`in.
Terdapat dua macam talak
ba`in.
Pertama, Talak Ba`in Sughra, yaitu jatuhnya talak satu atau talak dua dan
tidak melakukan rujuk dalam masa iddah. Dalam kondisi ini, jika suami ingin kembali
kepada istrinya, wajib akad ulang dengan mahar baru.
Kedua, Talak Ba`in Kubra, yaitu jatuhnya talak tiga. Dalam kondisi ini, jika suami ingin
kembali kepada istrinya, wajib terwujud lima perkara berikut pada wanita tersebut;
(1)
Menjalani Masa Iddahnya,
(2)
Menikah Dengan Laki-Laki Lain (Suami Kedua),
(3)
Pernah Digauli Suami Keduanya,
(4)
Ditalak Suami Keduanya Dengan Talak Ba`In, Atau Suami Keduanya Wafat,
(5)
Telah Habis Masa Iddahnya.
Jika
lima perkara ini terwujud, suami pertama berhak kembali kepada mantan istrinya dengan
akad ulang dan mahar baru. (Rawwas Qal'ah Jie, Mu'jam Lughah Al-Fuqaha`, 24
& 169; Taqiyuddin Al-Husaini, ibid., 2/109;
Taqiyuddin An-Nabhani, ibid., hal. 155; M. Mutawalli al-Shabbagh,
Al-Idhah fi Ahkam An-Nikah, hal. 259).
Masa iddah adalah
masa menunggu bagi wanita yang ditalak atau yang suaminya wafat untuk mengetahui
kebersihan rahimnya. (Rawwas Qal'ah Jie, ibid.,hal. 233). Masa iddah ada empat macam;
Pertama, untuk wanita yang masih haid, lamanya
adalah tiga quru` (QS Al-Baqarah: 228). Menurut Imam
Taqiyuddin An-Nabhani, tiga quru` artinya tiga kali haid (seperti pendapat ulama
mazhab Hambali dan Hanafi), bukan tiga
kali suci (pendapat ulama mazhab Maliki,
Syafi'i, dan Ja'fari). (Taqiyuddin An-Nabhani, ibid.,hal. 161). (2)
Kedua, wanita yang sedang hamil, masa iddahnya sampai ia melahirkan. (QS
Ath-Thalaq : 4). Ketiga, wanita yang sudah tak haid lagi (menopause), atau anak
perempuan yang belum haid, masa iddahnya tiga bulan (QS Ath-Thalaq : 4).
Keempat, wanita yang ditinggal mati suaminya, masa iddahnya 4 bulan 10 hari.
(QS Al-Baqarah : 234). (Shalih Fauzan Al-Fauzan, Tanbihat 'Ala Ahkam Tukhtashshu
bi Al-Mu`minat`, hal. 67-68).
Tata cara rujuk
menurut pendapat yang rajah bagi kami, adalah hanya sah dengan ucapan
(bil-kalam), tidak sah dengan jima' (bil-fi'li). Imam Syafi'i berkata, ”Adalah jelas
bahwa rujuk hanya dengan ucapan, bukan
dengan perbuatan seperti jima' dan yang lainnya.” (Imam Syafi'i, Al-Umm,
5/1950). Rujuk dengan ucapan, misalnya suami berkata
kepada istrinya, ”Saya rujuk lagi kepadamu.” (Taqiyuddin
Al-Husaini, ibid., 2/108).
Disyaratkan ada
dua orang saksi laki-laki, sehingga tak sah rujuk tanpa dua saksi yang
mempersaksikan rujuk. (Taqiyuddin An-Nabhani, ibid.,hal. 115). Dalilnya firman
Allah SWT (artinya), ”Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di
antara kamu.” (TQS Ath-Thalaq: 2). Ayat ini menunjukkan wajibnya dua saksi dalam
rujuk. Ini salah satu pendapat mazhab Syafi'i.
(Imam Syairazi, Al-Muhadzdzab, 2/103; IbnuRusyd, Bidayatul Mujtahid,
2/68).
Kesimpulannya,
selama masih dalam masa iddah, suami berhak merujuk istrinya tanpa akad nikah ulang
dan mahar baru. Caranya hanya dengan ucapan dan wajib dipersaksikan dengan dua
orang saksi laki-laki yang adil. Wallahua'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar